1. Judul : Siti Nurbaya (Marah Rusli)
2. Tema : Kisah cinta yang abadi
3. Pelaku : · Siti Nurbaya
· Samsul Bahri
· Baginda Sulaiman
· Sultan Mahmud
· Datuk Maringgih
4. Karakter : · Siti Nurbaya : baik, rela berkorban
· Samsul Bahri : baik, bijak, rela
berkorban
· Baginda Sulaiman : kurang bijak, pasrah
· Sultan Mahmud : tidak bijak, kurang berpikir panjang
5. Setting : · Tempat : di Kota Padang dan di Jakarta (tempat sekolah Samsul Bahri)
· Waktu : pada masa dimana Kota Padang masih
terjadi banyak huru-hara juga saat
dimana moral masih bobrok.
6. Alur : · Mulai melukiskan keadaan (saat ayah Siti Nurbaya sukses dan Ibunya
sudah
meninggal
saat Siti Nurbaya masih kecil, maka bisa dikatakan itulah titik awal penderitaan hidupnya. Sejak saat itu
hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup bersama Baginda Sulaiman, ayah
yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah pedagang di Kota Padang. Sebagian modal
usahanya merupakan pinjaman dari Datuk Maringgih)
· Peristiwa mulai bergerak (Datuk Maringgih
mulai culas, pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat
keuntungan besar. Hal itu tidak dikehendaki oleh Datuk Maringgih. Maka ia
menyuruh anak buahnya untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dan
tak mampu membayar hutangnya kepada Datuk Maringgih. Pada kesempatan ini Datuk
Maringgih mendesak Baginda Sulaiman agar segera membayar hutangnya. Hutang itu
akan dianggap lunas apabila Baginda Sulaiman menyerahkan Siti Nurbaya kepada
Datuk Maringgih)
· Keadaan mulai memuncak (Samsul Bahri
mengetahui nasib Siti Nurbaya. Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa
ia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang sudah tua. Lebih sedih lagi ketika
ia mengingat Samsul Bahri, kekasihnya yang sedang sekolah di Jakarta. Namun
demi kebahagiaan ayahnya ia mau mengorbankan dirinya. Samsul Bahri menerima
surat dari Siti Nurbaya yang menceritakan nasib yang dialami keluarganya)
· Mencapai titik puncak/klimaks (di Kota
padang sering terjadi huru-hara dan kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih.
Samsul Bahri yang sudah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan.
Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang
Samsul Bahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas
ia sempat membacok kepala Samsul Bahri dengan parangnya)
· Pemecahan masalah (Samsul Bahri segera
dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang ajalnya, ia meminta
dipertemukan dengan ayahnya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut nyawanya sebelum
ia bertemu ayahnya dan Siti Nurbaya yang telah mendahuluinya)
7. Sudut pandang : sudut pandang orang ke-3
8. Ciri-ciri/kebiasaan : · Menggunakan bahasa Melayu
· Menggunakan adat istiadat lama
0 komentar:
Posting Komentar